.

Pikir Dulu Sebelum Bicara Bahasa Menunjukkan Kualitas


Bahasa merupakan kebutuhan vital setiap orang dalam bersosialisasi. Melalui bahasa, seseorang mampu mengomunikasikan pemikiran dan keinginannya kepada orang lain. Tidak hanya itu, bahasa juga merupakan alat pencitraan diri seseorang. Bahasa seperti halnya penampilan, it extremely shows who you are and influences what other think who you are. 

"Bahasa yang kita pergunakan adalah penentu kelas kita sebenarnya".

Kecenderungan untuk bicara tanpa berfikir lebih dahulu bisa terwujud lewat banyak cara, kata-kata pedas, merendahkan, menyindir, mengoreksi, atau mengatakan sesuatu yang tidak penting dengan nada yang penyinggung perasaan.
Biasanya itu terjadi ketika pikiran kita sedang reaktif, misalnya bila kita capek, letih, tertekan atau frustasi.
Mungkin ada yg pernah punya pengalaman gk enak itu,,(^__^) 
Kadang ketika menjadi sasaran komentar yang menyakitkan, biasanya akan kita balas dengan beberapa kalimat dan selanjutnya bisa berkembang menjadi pertengkaran atau adu argumentasi yang berujung pada debat kusir.

Sungguh penting diam sejenak tanpa komentar setelah orang lain selesai bicara, agar kita pada gilirannya bisa berfikir sebelum bicara. Yang penting kita mau berusaha bersikap ramah, penuh perhatian, dan tidak menjadikan diri kita sebagai penghalang.

Sadar ato tidak bahwa apa yang diucapkan tidak terlepas dari pengaruh background pendidikan, keseharian, dan habit. Itu cukup membuktikan siapa dirinya, bagaimana kualitasnya di mata orang lain, dan yang terpenting how we should respond it. 

So, to all kind and smart readers, think before you talk 'cause it shows who you are and how good your self quality is. Dan sebagai smart person, tentunyakita ingin dinilai qualified di mata orang lain, bukan?

قَوْلٌ مَّعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّن صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى وَاللّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. Al Baqarah: 263)

Semoga bermanfaat dan Stay smart, friend! — 

Related Posts:


loading...

Rumput tetangga tampak lebih hijau


"Rumput tetangga tampak lebih hijau." Demikian pepatah yang sudah sering kita dengar. Sayangnya, walau kita semua telah mengerti betul arti pepatah itu, tetap saja godaan untuk iri senantiasa mengintai dari segala sisi.

Hidup ini memang penuh pembandingan. Apa saja bisa kita bandingkan, wajah kita ini, kepintaran kita, duit kita, juga berkilau tidaknya kendaraan kita. Wajar dalam hidup ini untuk membandingkan, karena tanpa itu kita tidak tahu dimana posisi pencapaian kita selama ini. Tentu saja sama dengan semua orang, terkadang saya juga iri hati.

Setelah direnungkan lebih dalam, ada tiga bentuk iri : iri positif, iri negatif, dan iri merusak (dengki).

Iri positif adalah perasaan iri karena orang lain telah mencapai sesuatu, yang menyebabkan kita merasa cemburu kenapa kita kok tidak berprestasi seperti itu? Ini jenis iri yang bisa menggerakkan orang untuk maju, ingin mencapai seperti apa yang diirikannya. Saya iri dengan dia, kok sabarnya subhaanallah (lirik yumi), saya iri dengan rekan saya kok ngajinya fasih bangeeeeeeettt, Saya iri kepada semua itu, kenapa saya belum bisa seperti mereka?

Yang kedua adalah iri negatif, inilah kecemburuan karena orang lain memiliki sesuatu yang berakibat kita kehilangan rasa gembira dalam hati kita. Misalnya teman kita berbisnis dan sukses, dan kita tidak diajak. Kita sedih dan iri. Sering juga kita iri melihat pasangan orang lain lebih cantik atau lebih tampan, rumahnya lebih besar, senang-senangnya lebih banyak, dan karirnya lebih cemerlang. Apa bedanya dengan iri positif? Bedanya, iri negatif ini bukannya menumbuhkan dorongan untuk mencapai hal yang sama, namun justru menghilangkan kegembiraan sehingga hati mengalami kekosongan. Yang muncul adalah perasaan bertanya-tanya, “ Rabb, kenapa aku tidak kau beri yang seperti itu?” Kalau kita mengalami iri, lalu kita ingin mencapai prestasi seperti orang lain, itu berarti iri positif. Kalau kita iri, lalu kita menjadi kesal dan marah-marah kepada-Nya, nah ini yang namanya iri negatif! Yang positif akan menumbuhkan dorongan untuk maju, yang negatif justru menghilangkan kegembiraan dan hanya menumbuhkan kekesalan.

Yang ketiga adalah iri merusak (dengki), inilah jenis iri negatif yang disertai dengan harapan dalam hati agar sesuatu yang membuat iri tersebut hancur. Misalnya iri melihat orang lain karirnya begitu cemerlang, lalu muncul dalam hati ini sebuah harapan agar orang tersebut terkena batunya dan berakibat karirnya anjlok kembali. Jenis dengki ini akan disertai kegembiraan yang luar biasa manakala orang lain yang diirikannya mengalami musibah dengan kehilangan nikmat yang membuat iri tersebut. Misalnya iri melihat teman punya istri cantik, lalu ketika istri cantik itu mengalami sakit leukemia, eh si dengki ini menjadi terhibur, syukurin luh begitu kata hatinya. Jelas orang pendengki ini sangatlah jahat, karena harapannya tersebut bisa menjadi energi negatif yang terpancarkan kepada orang lain. Itulah sebabnya dalam kitab suci Al Qur’an surat Al Falaq terkandung doa berlindung dari kebencian orang yang dengki (hasad) seperti ini.

Fastabiqul Khoirot....!!

Related Posts:


loading...

Artikel Pilihan

loading...